-->

RAHASIA APA YANG SEBENARNYA ADA DIBALIK FILOSOFI KOPI?

filosopi-kopi
Tahukah Anda, ternyata dibalik Filosofi Kopi ada pelajaran yang sangat berharga dan bijak soal tujuan hidup kita yang sebenarnya?

Mencapai kesejahteraan finansial seperti bisa memiliki banyak kekayaan. Seolah merupakan tujuan wajib paling utama yang harus dicapai manusia di sepanjang sejarah perjalanan hidupnya.

Memang tidak bisa dipungkiri, dengan memiliki banyak harta kekayaan. Tentu menjadi lebih mudah bagi sebagian manusia untuk bisa mendapatkan dan melakukan apapun yang diinginkan.

Begitu juga dengan pangkat dan kedudukan. Banyak orang cenderung lebih menghargai dan menghormati mereka yang kaya, berpangkat, dan berkedudukan tinggi di lingkungan sosialnya.

Namun tahukah Anda? Ternyata kekayaan dan kedudukan tinggi bagi sebagian orang malah sering membuat diri mereka merasa tertekan dan menjadi stress.

Kondisi stress inilah yang ternyata justru lebih banyak dialami oleh mereka yang hidupnya terlihat lebih mapan dan sejahtera.

Nah, mungkin ada dari kita yang bertanya. Mengapa orang yang hidupnya sejahtera dan kaya ko bisa stress? Alasan itulah yang kemudian dijawab oleh Filosofi Kopi.

Tentang mengapa sebagian orang yang hidupnya makmur dan sejahtera dalam hal materi. Malah cenderung lebih sering mengalami berbagai tekanan mental.

Sehingga pada akhirnya justru menganggap bahwa kekayaan atau kedudukan tinggi yang dimilikinya itu. Tidak lagi bisa membuat hidupnya lebih bahagia dari orang lain.

Ada saat tanpa disadari kita melangkah salah arah dan tujuan. Pastinya bisa sampai kemanapun tanpa diduga. Misalnya saja saat kita disibukan dengan pekerjaan dan rutinitas sehari-hari.

Kita nyaris tidak berhenti bekerja keras, dengan harapan mampu memperbaiki kualitas hidup masa depan.

Kondisi seperti itulah yang akhirnya membuat sebagian manusia lupa pada tujuan hidup sebenarnya, yaitu mendapatkan kebahagiaan dan bisa menikmati hidup itu sendiri.

Filosofi Kopi mengingatkan kembali tujuan hidup kita sebagai manusia yang sebenarnya.

Sebagai contoh ada sebuah peristiwa yang dialami oleh beberapa alumi mahasiswa yang hidupnya boleh dibilang sudah sukses.

Namun seiring waktu, beberapa diantara mereka banyak yang mengeluh dengan hidupnya. Karena mereka mengaku justru lebih sering merasa tertekan dan mudah mudah sekali mengalami stress.

Lalu beberapa diantaranya berunding dan sepakat untuk datang menemui seorang profesor yang dulunya pernah menjadi dosen mereka saat kuliah.

Dengan maksud mencari solusi untuk keluhan hidup yang mereka alami.

Singkat cerita mereka datang berkunjung ke rumah sang profesor. Sesampainya di sana mereka disambut hangat lalu dipersilahkan masuk ke ruang tamu.

Sebagai tuan rumah sang profesor menawarkan para tamunya itu untuk minum kopi bersama. Setelah sepakat, tak lama disuguhkannya kopi dengan gelas yang beragam bentuk.

Setelah itu profesor mempersilahkan para tamu untuk menyeduh kopi dan mengambil gelasnya sendiri-sendiri.

Serentak para alumni mahasiswa itu mengambil gelas masing-masing untuk menyeduh kopi yang telah disediakan.

Tak lama kemudian profesor bertanya. "Apa sebenarnya tujuan kalian semua datang ke sini?
Kemudian salah satu dari mereka menjawab.

"Kami datang ke sini sengaja ingin meminta saran dari profesor, sebab akhir-akhir ini kami menjadi lebih sering merasa tertekan dan  mudah stress".

Dengan santai profesor menjawab: "Coba kalian perhatikan gelas masing-masing yang kalian pilih untuk menyeduh kopi itu.

"Kalian semua cenderung lebih memilih mengambil gelas yang terlihat antiq, mewah dan mahal. Sementara gelas-gelas yang terlihat sederhana dan biasa saja, tidak ada satupun dari kalian yang mau menggunakannya bukan?".

Setelah mendengar perkataan sang profesor, semua para tamu itupun saling melirik satu sama lain sambil memperhatikan gelas yang mereka pegang.

Dengan penuh rasa penasaran, salah seorang dari merekapun bertanya;
"Memangnya kenapa prof, apa ada yang salah dengan gelas-gelas yang kami pilih ini?"

Dengan senyumnya yang ramah dan tenang, sang profesorpun menjawab;
"Pilihan itulah yang membuat kalian sering merasa tertekan dan cenderung lebih mudah stress."

"Coba kalian semua renungkan baik-baik, bukankah tujuan kita tadi ingin menikmati kopi bersama?"

"Tapi kenapa kalian malah bersaing, berebut ingin mendapatkan gelas yang terlihat lebih mewah, atau lebih bagus dari yang lain?"

"Bukankah semua gelas-gelas itu, bahkan gelas yang semewah apapun tidak akan pernah bisa merubah rasa kopi?"

"Sekalipun kalian menyeduh kopi itu dengan gelas yang terlihat sederhana, dan harganya memang murah, rasa kopi yang kita minum ini akan tetap sama bukan? tanya sang profesor"

"Dengan bersikap seperti itu artinya kalian cenderung lebih sering lupa pada tujuan. Awalnya tujuan utama kalian adalah ingin menikmati kopi bersama."

"Tetapi pada kenyataanya, yang kalian lakukan justru malah bersaing dan berebut ingin mendapatkan gelas yang terbaik."

"Karena kita jadi lupa pada tujuan, akhirnya yang terjadi adalah persaingan. Masing-masing dari kita merasa takut tersaingi, takut tidak mendapatkan yang terbaik."

"Takut apa yang kalian miliki lebih jelek dari yang orang lain punya. Itulah faktor utama penyebab kenapa kalian semua cenderung merasa hidup lebih tertekan, dan  mudah stress. Karena melupakan tujuan"

"Begitu juga dengan kehidupan ini, awalnya tujuan kita semua hidup di dunia ini adalah ingin bahagia dan bisa menikmati hidup dengan penuh kedamaian."

"Kita semua ingin hidup tenang, nyaman, rukun, dan bahagia. Akan tetapi pada realita perjalanan hidup ini. Kita terjebak oleh gelas-gelas kehidupan yang beraneka ragam."

"Akhirnya kita saling bersaing dan berebut apa saja yang dianggap paling baik. Semua dari kita ini, masing-masing ingin mendapatkan yang terbaik untuk diri sendiri."

"Lalu mulailah terjadi keserakahan awal yang mengundang adanya perselisihan. Yang pada akhirnya diantara kita jadi saling membenci. Karena kita ingin mendapatkan yang terbaik hanya bagi diri sendiri."

"Sehingga masing-masing dari kita ini jadi lupa pada tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu mencapai kebahagiaan."

Seperti itulah Filosofi Kopi mengajarkan kita untuk mengingat kembali tujuan hidup. Tujuan manusia hidup adalah untuk menikmati hidup.

Hidup yang nikmat adalah hidup yang dipenuhi oleh rasa kebahagiaan. Dan agar bisa mencapai tujuan itu maka ;
"Hiduplah dengan damai, Bicara yang ramah, Mencintailah dengan tulus, dan Peduli pada sesama."
Di manapun kita, dan menjadi apapun kita, serta apa saja profesi yang sedang kita jalani, marilah kita nikmati hidup ini dengan penuh rasa syukur.

Jangan lagi berebut kedudukan ataupun materi jika hanya untuk kepentingan pribadi semata. Tidak perlu iri pada apa yang orang lain miliki.

Tidak ada dari kita yang sempurna, karena kesempurnaan terjadi dengan menyatunya segala kekurangan untuk saling melengkapi.

Mari kita mulai peduli pada orang-orang disekitar kita. Mulai belajar berdamai dengan pikiran dan hati. Supaya kita memiliki kekuatan untuk bisa menerima setiap keadaan dan kenyataan.

Bekerja dengan damai sepenuh hati, cintailah orang-orang yang setiap hari berada di hidup kita. Damailah dalam kebersamaan, sebab tanpa orang lain kita bukanlah siapa-siapa.

Bahagia itu ada dalam rasa, bukan pada bentuk fisik. Nikmat itu ada dalam rasa bukan pada bentuk materi.

Maka kebahagiaan hidup itu bukanlah kebendaan, dan hanya bisa dirasakan, tidak bisa dibeli atau ditukar dengan harta benda.

Filosofi Kopi mengajarkan kita untuk mengingat kembali tujuan hidup yang sebenarnya. Menciptakan rasa, sebab kebahagiaan dan nikmat hidup ada dalam rasa.

Bukan pada apa yang dimiliki. Mari bersama lakukan yang terbaik, bukan selalu harus mendapatkan yang terbaik, karena sejatinya itulah nikmat hidup yang kekal.

Berlangganan update terbaru:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2